Kali ini kita berlayar dan berlabuh ke sebuah desa bernama Desa Selat Nasik yang ada di Pulau Mendanau di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Masyarakat di Desa Selat Nasik memiliki pesta adat tahunan yang disebut maras taun. Pesta maras taun adalah pesta yang digelar untuk merayakan hari panen padi. Tradisi ini awalnya hanya dilakukan para petani, kemudian diikuti juga para nelayan dan seluruh penduduk sebagai ungkapan rasa syukur. Para petani bersyukur atas hasil panen yang berlimpah dan para nelayan bersyukur atas penangkapan ikan tenggiri dan air laut yang tenang.Pesta maras taun bermakna penduduk desa Selat Nasik meninggalkan tahun lampau dengan rasa syukur dan menyambut tahun yang baru dengan harapan akan kebaikan. Kata maras taun sendiri diambil dari kata maras berarti memotong dan taun berarti tahun. Tradisi ini biasanya berlangsung selama tiga hari berturut-turut.Pada pesta adat ini disajikan beragam kesenian tradisional dari Bangka Belitung dan dari daerah lainnya, seperti kesenian Stambul Fajar, yaitu keroncong khas Belitung, Tari Piring khas suku Minang, dan Teater Dulmuluk khas Sumatera Selatan. Selain kesenian tradisional ada juga pertunjukan musik organ tunggal untuk menambah kemeriahan pesta.
Setelah dua hari menyuguhkan beragam kesenian tradisional, tibalah saatnya puncak perayaan maras taun. Acara puncak dibuka dengan tari dan lagu maras taun. Tari dan lagu maras taun dibawakan oleh 12 gadis cilik berpakaian petani perempuan. Kedua belas penari cilik ini memakai atasan kebaya warna-warni dan kain lipat pendek.Mereka juga menggunakan selendang sebagai hiasan kepala dan topi caping. Seperti kostumnya, gerak dalam tari maras taun ini juga menggambarkan gerak-gerak petani yang sedang memanen. Sambil menari mereka juga melantunkan lagu yang bercerita tentang ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang mereka dapatkan pada tahun itu.
Setelah pesta dibuka dengan tari dan lagu maras taun, acara dilanjutkan dengan tradisi Kesalan. Tradisi kesalan merupakan rangkaian acara pengungkapan rasa syukur dengn doa-doa yang dipimpin oleh dua orang tetua adat dari Desa Selat Nasik. Setelah memimpin doa, kedua orang tetua ini kemudian melakukan ritual penyiraman air yang telah dicampur dengan daun Nereuse dan dau ati-ati. Makan penyiraman air ini adalah untuk membersihkan kesialan dari penduduk desa.Acara yang paling meriah dan paling ditunggu-tunggu dalam pesta maras taun adalah tradisi berebut lepat. Lepat adalah makanan tradisional terbuat dari beras, dibungkus dengan daun pisang, dan dikukus. Khusus pesta maras taun di Bangka Belitung, lepat dibuat dari beras merah dan potongan ikan atau daging sapi. Lepat yang disajikan ada yang besar berukuran 25 kilogram dan ada yang kecil-kecil yang dibuat sebanyak 5000 buah. Lepat yang berukuran besar dibuat untuk ritual pemotongan yang dilakukan oleh pemimpin desa.
Setelah dipotong, lepat akan dibagi-bagikan kepada warga yang mengikuti pesta. Pemotongan lepat oleh pemimpin adat ini adalah menyimbolkan kewajiban seorang pemimpin yang harus melayani warganya. Setelah acara pemotongan lepat, seluruh warga kemudian beramai-ramai memperebutkan lepat beras merah yang sudah disediakan. Acara berebut lepat ini memiliki makna kegembiraan penduduk desa atas hasil panen padi dan ikan mereka dapatkan.Anda bisa datang dan bergabung dalam kemeriahan pesta maras taun. Maras taun terbuka untuk umum dan tidak memungut bayaran sama sekali. Anda bisa datang langsung ke Desa Selat Nasik dengan menyewa perahu dari pelabuhan Tanjung Pandan di Kebupaten Belitung dengan lama perjalanan sekitar 3 jam. Di Pulau Mendanau tidak ada penginapan yang bisa anda sewa. Namun uniknya, anda bisa menumpang di rumah-rumah penduduk karena mereka sangat terbuka dan bersahabat terhadap para wisatawan yang datang ke pulau mereka.Trn-Ike(8/11)pi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar