MENGIDENTIFIKASI MASALAH INFEKSI NIFAS

PENDAHULUAN

Pelayanan kebidanan tentang infeksi nifas merupakan suatu kegiatan bidan dalam melaksanakan pelayaan kesehatan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan ibu. Pada bab ini kita selaku bidan harus bisa mengidentifikasi masalah infeksi nifas yang terjadi pada ibu di masyarakat.

 

2.1. INFEKSI PAYUDARA

2.1.1. Definisi

Infeksi Payudara (Mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan payudara.
Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara).

2.1.2. Penyebab

Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus).

Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).

Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan.

Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.

Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.
Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.

2.1.3. Gejala

Gejalanya berupa :

1. Nyeri payudara

2. Benjolan pada payudara

3. Pembengkakan salah satu payudara

4. Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan teraba hangat

5. Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah)

6. Gatal - gatal

7. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena

8. Demam.

2.1.4. DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara.

2.1.5. Pengobatan

Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4 kali/hari.

Diberikan antibiotik dan untuk mencegah pembengkakan, sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena.

 

1. Mastitis

Payudara tegang / indurasi dan kemerahan

1. Berikan klosasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari. Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya akan berkurang.

2. Sangga payudara.

3. Kompres dingin.

4. Bila diperlukan berikan Parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.

5. Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada PUS.

6. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.

 

2. Abses Payudara

Terdapat masyarakat padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan.

1. Diperlukan anestesi umum.

2. Insisi radial dari tengah dekat pinggir aerola, ke pinggir supaya tidak mendorong saluran ASI.

3. Pecahkan kantung PUS dengan klem jaringan ( pean ) atau jari tangan.

4. Pasang tampon dan drain, diangkat setelah 24 jam.

5. Berikan Kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.

6. Sangga payudara.

7. Kompres dingin.

8. Berikan parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali bila diperlukan.

9. Ibu dianjurkan tetap memberikan ASI walau ada pus.

10. Lakukan follow up setelah peberian pemgobatan selama 3 hari.

Jika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah, serta dianjurkan untuk berhenti menyusui.

Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya.

2.1.6. Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya mastitis bisa dilakukan beberapa tindakan berikut

1. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan

2. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya

3. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada puting susu

4. Minum banyak cairan

5. Menjaga kebersihan puting susu

6. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.

 

2.2. INFEKSI LUKA PERINEAL

2.2.1. Definisi

Masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh melalui robekan dan serambi liang senggama waktu bersalin, sehingga luka terasa nyeri dan mengeluarkan nanah.

2.2.2. Penyebab

Disebabkan oleh keadaan yang kurang bersih dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik.

2.2.3. Tanda / Gejala

1. Nyeri pada luka.

2. Luka pada perineal yang mengeras.

3. Demam.

4. Keluar pus / cairan.

5. Kemerahan.

6. berbau busuk.

2.2.4. Penatalaksanaan

1. Bila didapati pus dan cairan pada luka, buka jahitan dan lakukan pengeluaran serta kopmres antiseptic.

2. daerah jahitan yang terinfeksi dihilangkan dan lakukan debridemen.

3. Bila infeksi sedikit tidak perlu antibiotika.

4. Bila infeksi relative superficial, berikan Ampisilin 500mg per oral selama 6 jam dan Metronidazol 500 mg per oral 3 kali/hari selaa 5 hari.

5. Bila infeksi dalam dan melibatkan otot dan menyebabkan nekrosis, beri Pennisilin G 2 juta U IV setiap 4 jam ( atau Ampisilin inj 1 g 4x/hari ) ditambah dengan Gentamisin 5 mg/kg berat badan per hari IV sekali ditambah dengan Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam, sampai bebas panas selama 24 jam. Bila ada jaringan nekrotik harus dibuang, lakukan jahitan sekunder 2 – 4 minggu setelah infeksi membaik.

6. Berikan nasihat kebersihan dan pemakaian pembalut yang bersih dan sering diganti.

2.2.5. Pelaksanaan

1. Jika terdapat pus atau cairan, buka dan drain luka tersebut.

2. Angkat kulit yang nekrotik dan jahitan subkutis dan lakukan debridement.

- Jangan angkat jahitan fasia.

3. Jika infeksi hanya superficial dan tidak meliputi jaringan dalam, atau akan timbulnya abses dan berikan antibiotika.

- Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari.

4. Jika infeksi cukup dalam, meliputi otot dan menimbulkan nekrotik atau berikan kombinasi antibiotika sampai pasien bebas panas 48 jam.

- Penisilin G sebanyak 2 juta unit I.V setiap 6 jam.

- Ditambah Gentamisin 5 mg/kgBB I.V setiap 24 jam.

- Ditambah Metronidazol 500 mg per oral 3 kali sehari selaa 5 hari.

- Jika sudah bebas demam 48 jam, berikan :

· Ampisilin 500mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari.

· Ditambah Metronidazol 400 mg per oral 3 kali sehari selama 5 hari.

Catatan : Fasilitas nekrotikan membutuhkan debridement dan jahitan situasi. Lakukan jahitan reparasi 2 – 4 minggu kemudian, bila luka sudah bersih.

· Jika infeksi parah pada fasilitas nekrotikan, rawat pasien untuk kompres 2 kali sehari.

 

2.3. TROMBOFLEBITIS

2.3.1. Definisi

Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan atau invasi ikroorganisme pathogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang – cabangnya sehingga terjadi trobpoflebitis.

2.3.2. Klasifikasi

2.3.2.1. Pelviotromboflebitis

1. Definisi

Yaitu infeksi nifas yang mengenai vena – vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus ; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedangkan perluasan infeksidari vena ovarika dekstra ialah ke vena kafa inferior. Peritoneum yang menutupi vena ovarika dekstra, mengalami imflamasi dan akan menyebabkan perisalpingo – 00foritis dan periapendisitis. Perluasan infeksi dari vena utruna ialah ke vena iliaka komunis.

2. Etiologi

Disebabkan oleh kurangnya gizi atau mal nutrisi, anemia, kurang personal hygiene, trauma jalan lahir. Seperti partus lama atau macet dan periksa dalam yang berlebihan.

3. Gejala

a. Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah dan / atau perut bagian samping, timbul pada hari ke 2 – 3 masa nifas dengan atau tanpa panas.

b. Penderita tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut :

- Menggigil berulang kali. Menggigil inisial terjadi sangat berat ( 30 – 40 menit ) dengan interval hanya beberapa jam saja dan kadang – kadang 3 hari. Pada waktu menggigil penderita ha[irtidak panas.

- Suhu badan naik turun secara tajam ( 360C menjadi 400C ) yang diikuti dengan penurunan suhu dalam waktu 1 jam ( biasanya subfebris seperti pada endometritis ).

- Penyakit dapat berlangsung selama 1 – 3 bulan.

- Cenderung berbentuk pus, yang menjalar ke mana – mana, terutama ke paru – paru.

c. Gambaran darah

- Terdapat leukositosis ( meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia ).

- Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat sebelum mulainya enggigil. Meskipun bakteri ditemukan di dalam darah selama menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.

d. Pada periksa dalam hampir tidak ditemukan apa – apa karena yang paling banyak terkena ialah vena ovarika yang sukar dicapai dalam pemeriksaan.

4. Komplikasi

a. Komplikasi pada paru – paru : infark, abses, pneumonia.

b. Komplikasi pada ginjal sinistra, nyeri mendadak, yang diikuti dengan proteinuria dan hematuria.

c. Komplikasi pada persendian, mara dan jaringan subkutan.

5. Penanganan

a. Rawat Inap

Penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit yang dan mencegah terjadinya emboli pulmonum.

b. Terapi Medik

Pemberian antibiotika dan heparin jika terdapat tanda – tanda atau dugaan adanya emboli pulmonum.

c. Terapi Operatif

Pengikatan vena kava inferior dan vena ovarika jika emboli septic terus berlangsung sampai mencapai paru – paru, meskipun sedang dilakukan heparinisasi.

 

2.3.2.2. Tromboflebitis Femoralis

1. Definisi

Yaitu infeksi nifas yang mengenai vena – vena pada tungkai, misalnya vena femoralis, vena poplitea dan vena safvena.

2. Penilaian Klinik

a. Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7 -10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira – kira pada hari ke 10 – 20, yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.

b. Pada salah satu kaki yang terkena biasanya kaki kiri, akan meberikan tanda – tanda sebagai berikut :

- Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi ke luar serta sukar bergerak, lebih panas dibanding dengan kaki lainnya.

- Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dank eras pada paha bagian atas.

- Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.

- Reflektorik akan terjadi spasus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri dan dingin, pulsasi menurun.

- Edema kadang – kadang terjadi sebelum atau setelah atau setelah nyeri dan pada uumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari – jari kaki dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah ke atas.

- Nyeri pada betis, yang akan terjadi spontan atau dengan memijit betis atau dengan meregangkan tendo akhiles ( tanda Homan ).

3. Penanganan

a. Perawatan.

Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema, lakukan kompres pada kaki. Setelah mobilisasi kaki hendaknya tetap dibalut elastik atau memakai kaos kaki panjang yang elastic selama mungkin.

b. Mengingat kondisi ibu yang sangat jelek, sebaiknya jangan menyusui.

c. Terapi medik : pemberian antibiotika dan analgetik.

 

DAFTAR PUSTAKA

  • http://webforum.plasa.com/archive/index.php/t-39873.html
  • http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/01/askep-nifas-pada-ibu-dengan-infeksi.html
  • http://www.scribd.com/doc/6502571/Infeksi-nifas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar