Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
a.Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
b.Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
c.Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
d.Kebersihan vulva dan sekitarnya
•Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
•Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
•Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
•Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
2.istirahat
Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Kebutuhan istirahat dan tidur harus lebih diutamakan daripada tugas-tugas rumah tangga yang kurang penting. Jangan sungkan untuk meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Istirahat juga memberi ibu energi untuk memenuhi kebutuhan makan dan perawatan bayi sering dapat tidak terduga. Pasang dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi beristirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, antara lain:
ØMengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
ØMemperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.mnyebabkan depresi postpartum dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
3.Mobilisasi (pergerakan)
Mobilisasi sangat bervariasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas atau sembuhnya luka. Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).
4.Eliminasi
Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume darah meningkat pada saat hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Oleh karena itu, ibu perlu belajar berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan. Menahan buang air kecil akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni dan gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancar. Sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya haemorroid (wasir). Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum.
5.Latihan
Latihan setelah melahirkan dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang memuai saat hamil. Latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
•Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada: tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
•Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan Kegel).
•Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
•Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
6.Dukungan
Ibu pada masa nifas membutuhkan dukungan emosional dan psikologis dari pasangan dan keluarga mereka, yang bisa memberikan dukungan dengan jalan membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas di rumah agar ibu mempunyai lebih banyak waktu untuk mengasuh bayinya. Cegah timbulnya pertentangan dalam hubungan keluarga yang menimbulkan perasaan kurang menyenangkan dan kurang bahagia. Ibu dalam masa nifas bisa merasa takut, oleh karena itu ia akan memerlukan dukungan dan dorongan dengan perasaan ketidakmampuan serta rasa kehilangan hubungan yang erat dengan suaminya, dan juga tanggung jawab yang terus menerus untuk mengasuh bayi dan lain-lainnya.
7.Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengansung alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
a.Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber energi adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-padian, kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie, dan lain-lain. Lemak bisa diambil dari hewani dan nabati. Lemak hewani yaitu mentega dan keju. Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarin.
b.Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang kerang, susu dan keju. Sedangkan protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.
c.Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)
Mineral,air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. sumber zat pengatur bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar. Beberapa mineral yang penting, antara lain:
- Zat kapur untuk pembentukan tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran berdaun hijau.
- Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari susu, keju, dan daging.
- Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari kuning telur, hati, daaging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.
- Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya berasal dari ikan, ikan laut, dan garam beryodium.
- Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu, keju dan lain-lain.
Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayinya. beberapa vitamin yang penting, antara lain:
- Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau, wortel, tomat dan nangka.
- Vitamin B1 agar napsu makan baik yang berasal dari hati, kuning telur, tomat, jeruk, nanas.
- Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal dari hati, kuning telur, susu, keju, sayuran hijau.
- Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan saraf dan pertumbuhan. Sumbernya antara lain susu, kuning telur, daging, hati, beras merah, jamur dan tomat.
- Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah serta jkesehatan gigi dan gusi. Sumbernya antara lain gandum, jagung, hati dan daging.
- Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
- Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua jaringan ikat (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi dan memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumbernya berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga, pepaya dan sayuran.
- Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya berasal dari minyak ikan, ikan, susu, margarine, dan penyinaran kulit dengan matahari pagi sebelum jam 9.
- Vitamin K untuk mencegah perdarahan. SUmbernya berasal dari hati, brokoli, bayam dan kuning telur.
Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
8.Menyusui
Berikan ASI kepada bayi sesering mungkin (sesuai kebutuhan) tanpa dijadwal. Isapan bayi akan merangsang kelenjar hypofisis anteior mengeluarkan prolaktin (yang memproduksi ASI) dan hipofisis posterior untuk mengeluarkan sehingga ASI ASI keluar dengan lancar. ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum.
Meningkatkan suplai ASI dapat dilakukan dengan cara:
Untuk bayi
- Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit di setiap payudara.
- Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah selama menyusui.
- Pastikan bayi menyusu dngan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
- Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
- Tidurlah bersebelahan dengan bayi.
Untuk ibu
- Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.
- Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
- Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut di atas.
9.Perawatan payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
- •Menggunkan BH yang menyokong payudara.
- Apabila puting susu lecet oleskan kollostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Meyusui tetap dilakukan muai dari puting susu yang tidak lecet.
- Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
- Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau gunkana sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
Sumber :
PUSDIKNAKES, WHO, JHPIEGO. 2003. Asuhan Kebidanan Postpartum.
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Huliana, Mellyna. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar